Pemerintah hingga saat ini belum memutuskan kepastian
waktu kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski sudah ada
ancang-ancang akan menaikkan harga BBM pada minggu ketiga Juni ini.
Analis Trust Securities Reza
Priyambada menilai, ketidakpastian pemerintah dalam mengumumkan kebijakan
kenaikan harga BBM bersubsidi ini menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
"Rilis berita mundurnya
jadwal pemberlakuan kenaikan harga BBM turut menjatuhkan rupiah. Pelaku pasar
melihat adanya ketidakpastian tersebut sehingga lebih memilih untuk melepas
posisi," kata Reza di Jakarta, Senin (3/6/2013).
Reza menganggap, pemerintah belum
konsisten menjaga defisit keuangan negara. Pemerintah pun tidak segera tangkas
menangani masalah tersebut, khususnya soal kepastian menaikkan harga BBM
bersubsidi.
Awalnya, kepastian kenaikan harga
BBM bersubsidi ini akan berlaku 1 Juni 2013. Namun ternyata, pemerintah
memastikan akan memberlakukan kebijakan tersebut pada minggu ketiga Juni 2013,
setelah persetujuan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan
(APBNP) 2013 dari DPR. Persetujuan ini terkait dana kompensasi kenaikan harga
BBM bersubsidi yang mencapai Rp 30 triliun dengan program-program yang telah
disiapkan.
"Dengan mundurnya rencana
tersebut maka beban APBN yang ditanggung semakin berat dan dapat mempengaruhi
laju neraca perdagangan maupun neraca pembayaran Indonesia," tambahnya.
Di sisi lain, pergerakan nilai
tukar rupiah yang terperosok dalam mendekati level Rp 10.000 per dollar AS
setelah merespons positifnya data-data Amerika Serikat (AS) di antaranya
kenaikan durable goods orders dan lainnya. Dengan adanya
komentar The Fed di pekan kemarin membuat setiap rilis data positif memberikan
sentimen yang positif pula untuk dollar AS, terutama dengan rencana percepatan
penarikan stimulus The Fed.
Meski dollar AS menguat, tetapi
terhalangi dengan penguatan Yen Jepang setelah komentar Gubernur Bank of Japan
bahwa Jepang mempertimbangkan kenaikan suku bunga.
Selain itu, rupiah juga terkena
sentimen negatif oleh rilis berita pemangkasan outlookekonomi China oleh The
Fed sehingga terefleksi pada pelemahan Yuan yang berimbas pada sejumlah mata
uang di Asia Pasifik, termasuk rupiah.
"Di akhir pekan kemarin,
pelemahan rupiah sempat terbatas setelah dollar AS juga turun pasca-kenaikan yield obligasi AS untuk tenor 10
tahun," tambahnya.
Berdasarkan kurs tengah Bank
Indonesia (BI) selama sepekan kemarin, rupiah memang tertekan yaitu di level Rp
9.792 per dollar AS di awal pekan menjadi Rp 9.802 dollar AS di akhir pekan
lalu. Level tertinggi terjadi di level Rp 9.811 dollar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar