Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Lumajang, Jawa Timur, menyatakan siaga bencana banjir lahar dingin Gunung
Semeru. Oleh karena itu saat ini telah didirikan 21 posko di daerah rawan
bencana.
Siaga bencana diberlakukan karena memasuki musim hujan potensi
banjir mengintai 64 desa akibat meluapnya Sungai Glidik, Mujur dan Rojali.
Selain itu, akhir-akhir ini sudah terjadi bencana longsor yang merusak 24 rumah
warga di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempursari, dan di
Desa/Kecamatan Pronijiwo setelah kawasan itu diguyur hujan deras.
Desa/Kecamatan Pronijiwo setelah kawasan itu diguyur hujan deras.
“Kalau hujan deras terus menerus di puncak Gunung Semeru dan
kawah tidak mampu menampung air, maka terjadi luncuran lahar dingin,” kata
Kepala Dinas Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) Pemkab Lumajang
Rohani kepada mediaindonesia.
Ia menjelaskan material vulkanis berupa pasir dan kerikil dari
gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu biasanya terbawa arus
sungai. Kondisi itu sangat membahayakan keselamatan warga yang bermukim di
daerah tersebut, terutama saat air sungai meluap ke permukiman.
Sebanyak 64 desa yang rawan banjir lahar dingin itu berada di
Kecamatan Pronojiwo, Tempursari, Candipuro, Pasirian, Tempeh, dan Kecamatan
Pasrujambe. Kendati alat deteksi dini banjir telah dipasang di sejumlah sungai,
lanjutnya, tetap saja masyarakat dihimbau agar waspada.
Menurutnya, kewaspadaan diperlukan untuk mencegah timbul korban
jiwa saat terjadi bencana
mengingat akhir-akhir ini hujan deras terus mengguyur kawasan Lumajang dan sekitarnya. Sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana, pemkab menyiagakan petugas di setiap kecamatan dan desa untuk memantau perkembangan dan perubahan cuaca kendati di sejumlah sungai sudah dipasang alat deteksi banjir. “Kami sudah mendirikan 21 posko untuk kesiapsiagaan bencana. Petugas juga berjaga 24 jam,” ujarnya. MICOM
mengingat akhir-akhir ini hujan deras terus mengguyur kawasan Lumajang dan sekitarnya. Sebagai bentuk kesiapsiagaan bencana, pemkab menyiagakan petugas di setiap kecamatan dan desa untuk memantau perkembangan dan perubahan cuaca kendati di sejumlah sungai sudah dipasang alat deteksi banjir. “Kami sudah mendirikan 21 posko untuk kesiapsiagaan bencana. Petugas juga berjaga 24 jam,” ujarnya. MICOM
Sumber : http://bappeda.jatimprov.go.id/2011/12/13/lumajang-siaga-banjir-lahar-dingin-gunung-semeru/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar